Flower

Flower
Flower from Botanical Garden

Senin, 22 Juni 2020

Kantin Juna



Cerita Kantin Juna ini terdapat dalam buku Mengukir Karakter Generasi Emas yang ditulis oleh 46 Gurusianer Media Guru dari berbagai pelosok tanah air. Diterbitkan oleh Media Guru, cetakan pertama, tahun 2020. Semoga bermanfaat untuk generasi penerus bangsa. 

Kantin Juna ditulis oleh Neti Muliati

“Dengan ini Unit Usaha Jujur dan Amanah (Kantin Juna) resmi dibuka,” kata kepala sekolah diiringi tepuk tangan seluruh warga sekolah Wastu Kencana.
Aku merasa terharu dan bangga akhirnya keinginan kami untuk memiliki kantin di dalam sekolah terkabul. Sekolah kami memang baru dibuka dua tahun ini, murid-muridnya juga masih sedikit sekitar 21 orang. Lokasi yang agak terpencil membuat kami kesulitan setiap istirahat karena tidak ada pedagang yang berjualan di dekat sekolah. Guru-guru menyarankan kami membawa bekal sendiri dari rumah, namun tetap saja ketika air minum habis atau saat ingin makan camilan ternyata cukup membuat kami kesulitan karena masih haus dan lapar…hehe…namanya juga masa pertumbuhan.
“Ka…ayo kita usul supaya dibuatkan kantin,” kataku pada saudara kembarku Aliyah.
“Iya, ini air minumku habis De, mau minta air ke kantor, tapi kakak malu,” jawabnya.
 “Ada apa Aliyah dan Alfiyah?” tanya kepala sekolah yang tiba-tiba saja ada di belakang kami.
“Eh…tidak Pak..tidak ada apa-apa hanya sedikit haus,” jawabku sambil menunduk malu.
“Oh, kalau begitu ambil saja di kantor masih ada air minum,” kata kepala sekolah.
“Terima kasih Pak, boleh tidak kami mengusulkan supaya ada kantin di sekolah. Kita  cepat merasa haus kalau cuaca panas,” usulku pada beliau.
“Ya, sebenarnya kami ingin membuat kantin untuk kalian namun siapa yang bisa bantu menjaga? jawab beliau, “Untuk saat ini  bapak belum menemukan orang yang tepat untuk menjaga kantin.”
“Sebenarnya Bapak punya rencana ingin membuat kantin jujur,” lanjutnya.
Nah, bagaimana kalau kalian membantu Bapak setiap hari mendata jumlah barang yang tersedia untuk dijual tanpa harus menjaga kantin,” beliau menambahkan.
“Maksudnya bagaimana Pa?” tanyaku “Nanti bagaimana kalau ada yang mau membayar Pa?”
“Kita sediakan kaleng bertuliskan kaleng juna (jujur dan amanah) untuk tempat membayar, tapi dengan catatan harus uang pas supaya tidak repot mencari uang kembalian. Bapak berharap kantin ini bisa sambil melatih bertanggung jawab dan mendidik kejujuran murid-murid,” jelas bapak dengan panjang lebar.
“Wah…menarik juga, bagaimana Kak? tanyaku pada Aliyah.
“Ya, setuju Pak,” jawabnya sambil mengangguk.
“Baiklah kalau begitu Aliyah dan Alfiyah bertanggung jawab untuk menghitung berapa jumlah barang keluar masuk dan jumlah uang yang ada dalam kaleng juna nanti,” ujar beliau, “Laporkan setiap hari perkembangannya untuk satu dua minggu pertama ini.“ “Untuk berbelanja nanti biar Bapak yang menunjuk guru ekonomi untuk ikut membantu membimbing kalian.” tambahnya lagi.
“Bagaimana kalian berdua siap untuk bertugas?” tanya beliau.
“Siap, Pak.” jawab kami dengan cepat.
Akhirnya dalam beberapa hari Kantin Juna diresmikan. Kantin sederhana yang menjual air minum kemasan serba Rp500,00, camilan kue kering serba Rp1.000,00, dan berbagai alat tulis serba Rp.2.000,00. Semua warga sekolah menyambut gembira hadirnya Kantin Juna ini.
“Bapak berpesan agar semua menjaga unit usaha kecil sekolah kita dengan kejujuran dan amanah. Silakan kalian berbelanja sesuai kebutuhan dan ingat selalu menjaga kebersihan sekolah dengan membuang sampah pada tempatnya. Usahakan membayar dengan uang pas dan masukkan ke dalam kaleng juna yang sudah disiapkan,” nasihat Bapak Kepala Sekolah saat meresmikan Kantin Juna.
 Hari pertama berjalan dengan lancar dan aman, bahkan di luar dugaan barang yang tersedia nyaris habis tak tersisa. Kami menghitung jumlah barang yang keluar di kartu stok opname yang sudah disiapkan sekolah. Betapa senang dan bangganya kami diberi kepercayaan untuk mengelola kantin sekolah. Awalnya kami sempat kerepotan menghitung barang keluar masuk dan jumlah uang yang ada dalam kaleng juna, namun berkat bimbingan guru ekonomi dan kepala sekolah yang begitu sabar akhirnya selesai juga tugas kami. Meski kami pulang lebih lambat dari yang lain, ternyata masih ada beberapa teman yang menunggu hingga selesai.
Seminggu pertama tidak terjadi hal-hal luar biasa. Namun di awal minggu kedua, kami mulai bingung karena jumlah uang dalam kaleng juna tidak sesuai, ada kekurangan jumlah sampai Rp10.000,00. Dan itu terulang kembali di hari berikutnya bahkan sampai Rp15.000,00. Hal lain yang membuat kami kecewa adalah uang yang dibayarkan dalam kondisi sobek dan berlubang. Kami pun melaporkan hal tersebut pada kepala sekolah. Beliau mendengarkan laporan kami sambil menghela napas panjang. “Sudah tidak apa-apa Nak, besok bapak akan kumpulkan semua murid untuk membahas hal ini.” kata beliau, “Terima kasih atas hasil kerja kalian selama ini, semoga menjadi pembelajaran berharga.”
Benar saja esok harinya semua murid dikumpulkan di aula setelah sholat duha, bapak kepala sekolah membahas laporan kantin juna yang baru berumur beberapa hari. Dengan penuh kesabaran beliau kembali menekankan untuk bersikap jujur dan amanah sesuai nama kantin sekolah.
Bapak berpesan, “Dengan sikap jujur, hati dan batin kalian akan selalu bersih dan tenang tanpa ada rasa khawatir atau takut karena pernah melakukan kesalahan. Begitu juga dengan bersikap amanah membuktikan bahwa kalian bisa dipercaya ketika diberi tanggung jawab baik kecil maupun besar dalam kehidupan sehari-hari di lingkungan sekolah, keluarga, dan masyarakat luas.”
“Bapak tidak akan mencari tahu siapa yang berbuat tindakan tidak terpuji ini, namun sangat mengharapkan sikap jujur dan amanah yang menjadi tujuan utama kantin ini.
Bagi yang merasa belum membayar, silakan tolong dilunasi segera. Dan bagi yang membayar dengan uang yang cacat atau rusak, silakan diganti atau diperbaiki dulu.”
 Tanpa terasa air mata kami menetes mendengar penjelasan beliau yang begitu menyentuh. Pertemuan saat itu diakhiri dengan doa agar kami menjadi generasi penerus yang memiliki sikap jujur, amanah, dan bertanggung jawab.
Setelah hari itu berakhir kami tersenyum lega karena kekurangan uang yang sebelumya terjadi tidak terjadi lagi, bahkan uang yang ada lebih banyak dari yang seharusya. Kami tidak pernah mencari pelakunya namun sikap jujur dan amanah yang tertanam kuat di hati murid-murid itulah yang menjadi tujuan kantin sekolah. Demikian seterusnya selama hari-hari berikutnya kami selalu diingatkan untuk terus bersikap jujur dan amanah. Semoga hal ini akan terus berlanjut sampai seterusnya. Aamiin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar