UNTUK
MAS BOWIE (sebuah pentigraf)
Oleh Neti Muliati
Di awal perkenalan Mas Bowie jadi panggilan sayang,
khusus untuknya. Kesukaanku pada warna biru dan hitam membuatnya rela selalu
mengenakan warna itu. Begitu khas melekat
padanya. Ia selalu terlihat kuat, gagah, dan perkasa. Tipe
idamanku. Sejak mengenal Mas Bowie membuatku tak pernah sendiri lagi.
Hari-hari yang biasa sepi melenggang sendiri, kini lebih ceria berdua
dengannya. Ia setia menemaniku di setiap aktivitas dari pagi hingga sore,
lengket seperti perangko. Mengukir cerita bersama dalam suka duka.
Mas Bowie rutin mengantar dan menungguku tanpa
kecuali. Tak pernah kudengar ia mengeluh sedikit pun meski harus menunggu
berjam-jam. Saat ia merasa lelah, maka
bergegas aku menggenggamnya dengan lebih mesra dan hati-hati. Kurawat dan kudorong semangatnya penuh kasih
sayang. Sambil kutepuk-tepuk dia dengan kata-kata yang menghibur.
Sejak dulu ayah ibu melarang semua anak mereka
berpacaran, karena dilarang agama. Maka amarah mereka tak tertahan
saat tak sengaja kutulis status
kata-kata mesra akan merawat, memandikan dan mengeringkan Mas Bowie. Sambil
tersenyum geli kujelaskan bahwa Mas Bowie adalah nama motor kesayangan
laksana Mas Boy yang masih belum datang melamarku.
Catatan:
Pentigraf adalah cerpen tiga paragraf yang diperkenalkan oleh Prof. Tengsoe Tjahjono.
Cerita yang dibuat singkat, ringkas, namun tetap bernilai sastra karena mengubah jalan cerita jadi lebih bermakna dan ada unsur kejutan di akhir paragraf.
Untuk Mas Bowie terdapat dalam buku antologi karya anggota KGPJB (sekarang KPPJB) yang berjudul, "Sepenggal Kisah di Ruang Cipta" Pentigraf yang terbit pada tahun 2020.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar