Flower

Flower
Flower from Botanical Garden

Minggu, 21 Juni 2020

Misi Penyelamatan Ecy


Celeby (Ecy atau Eby) adalah seekor kucing yang sengaja dibawa keponakanku dari Jatinangor ke Bogor. Ecy sudah memiliki anak-anak yang lucu dengan beragam karakter. Hari ini aku sangat terkejut mendengar Ecy yang terkurung di ruma kosong hampir 3 hari. Tak tega rasanya saat kupanggil dan ia menjawabnya dengan nada sedih seakan menangis. Alhamdulillah ia berhasil diselamatkan dalam kondisi sehat afiat. Semoga ini jadi pelajaran berharga untuknya. Mohon maaf pada pemilik rumah karena tidak bisa dihubungi, kondisi jendela sudah kembali seperti biasa.
Berikut kisahnya Ecy untuk pembaca setia:

Hari ini aku merasa kesal sekali karena anak-anakku tidak mau menuruti perkataanku agar tidak pergi main terlalu jauh. Namun mereka sepertinya tidak mau mendengarkan semua omelan panjangku. Rasa kecewa dan putus asa membuat tak ingin berkata apa-apa lagi. Aku pergi berkunjung ke rumah tetangga  yang agak jauh untuk menghilangkan rasa sesalku.
Biasanya rumah ini kosong, namun hari ini tampak ada kehidupan di dalamnya. Saat kusapa mereka seperti tidak mendengar ucapanku. Dari depan tampak benda aneh yang menarik perhatian, terlihat berkilau. Begitu asyiknya mengamati tak kusadari pemilik rumah pergi meninggalkanku di dalam seorang diri. Aku terkejut saat tersadar suasana jadi hening dan sepi. Kucari mereka namun tak ada siapa-siapa di dalam rumah. Aku mulai panik dan mencari jalan keluar.
Aku mulai berteriak, semakin lama semakin kencang hingga hampir habis suaraku. Namun tak ada yang mendengar, lokasi rumah di ujung jalan membuat tak banyak orang lalu lalang. Kalaupun ada yang lewat, mereka tak mendengar suaraku.  Malam mulai datang, gelap di sekelilingku, rasa lapar, haus, dan takut membuat lelah. Aku tertidur hingga esok pagi. Kudengar sayup-sayup ada yang memanggil namaku. Segera berlari ke depan jendela, tampak kakak sedang mencariku. Ia tampak terkejut mendengar suaraku dari dalam rumah. Ia bergegas menghampiri, namun semua pintu dan jendela tertutup rapat. Kebingungan ia hanya bisa menghiburku sementara.
Aku berusaha memanjat jendela lewat teralis besi, sampai di atas masih ada teralis dan  penghalang kawat nyamuk yang menghalangi. Kakak mencari bantuan dan kembali dengan membawa tangga dan gunting kawat. Ia mencoba membuat celah kecil agar aku bisa keluar, namun aku belum bisa keluar karena badanku yang agak besar. Terpaksa kakak menggergaji kusen jendela hingga cukup bagiku untuk keluar. Dengan susah payah akhirnya aku berhasil bebas dari rumah kosong ini. Aku sangat berterimakasih pada kakak, dan menyantap makanan yang dibawanya. Pengalaman ini tak akan kulupakan seumur hidupku.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar