Celeby (Ecy atau Eby) adalah seekor kucing yang sengaja dibawa keponakanku dari Jatinangor ke Bogor. Ecy sudah memiliki anak-anak yang lucu dengan beragam karakter. Hari ini aku sangat terkejut mendengar Ecy yang terkurung di ruma kosong hampir 3 hari. Tak tega rasanya saat kupanggil dan ia menjawabnya dengan nada sedih seakan menangis. Alhamdulillah ia berhasil diselamatkan dalam kondisi sehat afiat. Semoga ini jadi pelajaran berharga untuknya. Mohon maaf pada pemilik rumah karena tidak bisa dihubungi, kondisi jendela sudah kembali seperti biasa.
Berikut kisahnya Ecy untuk pembaca setia:
Hari ini aku merasa kesal sekali
karena anak-anakku tidak mau menuruti perkataanku agar tidak pergi main terlalu
jauh. Namun mereka sepertinya tidak mau mendengarkan semua omelan panjangku. Rasa
kecewa dan putus asa membuat tak ingin berkata apa-apa lagi. Aku pergi
berkunjung ke rumah tetangga yang agak
jauh untuk menghilangkan rasa sesalku.
Biasanya rumah ini kosong, namun
hari ini tampak ada kehidupan di dalamnya. Saat kusapa mereka seperti tidak
mendengar ucapanku. Dari depan tampak benda aneh yang menarik perhatian, terlihat
berkilau. Begitu asyiknya mengamati tak kusadari pemilik rumah pergi
meninggalkanku di dalam seorang diri. Aku terkejut saat tersadar suasana jadi hening
dan sepi. Kucari mereka namun tak ada siapa-siapa di dalam rumah. Aku mulai
panik dan mencari jalan keluar.
Aku mulai berteriak, semakin lama
semakin kencang hingga hampir habis suaraku. Namun tak ada yang mendengar, lokasi
rumah di ujung jalan membuat tak banyak orang lalu lalang. Kalaupun ada yang
lewat, mereka tak mendengar suaraku. Malam
mulai datang, gelap di sekelilingku, rasa lapar, haus, dan takut membuat lelah.
Aku tertidur hingga esok pagi. Kudengar sayup-sayup ada yang memanggil namaku.
Segera berlari ke depan jendela, tampak kakak sedang mencariku. Ia tampak
terkejut mendengar suaraku dari dalam rumah. Ia bergegas menghampiri, namun
semua pintu dan jendela tertutup rapat. Kebingungan ia hanya bisa menghiburku
sementara.
Aku berusaha memanjat jendela lewat
teralis besi, sampai di atas masih ada teralis dan penghalang kawat nyamuk yang menghalangi. Kakak
mencari bantuan dan kembali dengan membawa tangga dan gunting kawat. Ia mencoba
membuat celah kecil agar aku bisa keluar, namun aku belum bisa keluar karena
badanku yang agak besar. Terpaksa kakak menggergaji kusen jendela hingga cukup
bagiku untuk keluar. Dengan susah payah akhirnya aku berhasil bebas dari rumah
kosong ini. Aku sangat berterimakasih pada kakak, dan menyantap makanan yang
dibawanya. Pengalaman ini tak akan kulupakan seumur hidupku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar