Cerita ini dimuat dalam Buku Antologi Cerita Anak "Untuk Anakku" yang diterbitkan oleh KPGJB (saat itu) pada tanggal 22 Desember 2019
“Trak….trak…trak…tungtung….” “Trak….trak…trak…tungtung….”
Terdengar suara bambu
diketuk-ketuk. “Rakaaaa……berisiiiik……” teriak ibu.
Raka seperti tidak
mendengar teriakan ibu.
Ia terus memainkan
musik bambu di halaman belakang rumah. Sejak kemarin Raka punya hobi baru.
Bermain musik dengan bambu yang diberikan pamannya saat berkunjung ke Desa
Sukaweuning Bogor. Alat sederhana namun bisa mengeluarkan bunyi yang cukup
nyaring dan berirama. Raka sangat senang karena ia mendapat tugas untuk tampil
dalam pentas kesenian dari guru sekolahnya yaitu menampilkan alat-alat musik
tradisional khas Indonesia. Maka ketika ayahnya mengajak ke rumah pamannya,
Raka langsung menyambut dengan gembira. Namun akhirnya seisi rumah pusing
sendiri karena Raka tidak berhenti memainkan alat musik bambu sepanjang waktu,
meski baru pulang sekolah.
“Raka…!!!” akhirnya ibu
menghampiri.
“Yaaah….ibu….kenapa
sih?”Raka menatap ibu setengah kesal….”lagi latihan Bu.”
“Sudah cukup, Nak” kata
ibu dengan sabar, “kasihan ayah terganggu istirahatnya.”
“Lho, ayah sudah pulang
Bu?” tanya Raka.
“Iya, ayah kurang enak
badan, jadi pulang lebih cepat. Tapi…bagaimana mau istirahat dari tadi kamu
dipanggil-panggil tidak mendengar,” kata ibu.
“Sudah sana, sholat
zuhur dulu, terus makan sama ayah,” sambung ibu sambil tersenyum.
“Tapiii….ayah sudah
janji mau ajarkan Raka mainkan alat ini, Bu,” sahut Raka, “Ayahkan jago main
alat musik apa pun. Aku ingin seperti ayah, pintar bermain musik.”
“Raka…salat dulu…nanti
kita bicara lagi,” tegas ibu. Tanpa membantah lagi, Raka menuruti perintah ibu.
Selesai salat, Raka
menghampiri ayah yang terlihat pucat dan lesu. ‘Yaah…kenapa…?” Ayah punya janji
lho sama Raka…,” kata Raka sambil mencium tangan ayah.
“Iya…ayah tahu…tapi kamu
sudah mulai terlatih Ka,” kata ayah dengan senyumnya.
“Sudah Raka…nanti kita
bicarakan lagi, ayo makan…” tegas ibu.
Selesai makan, ayah
berkata,” Raka karena ayah sedang sakit, bagaimana kalau berlatih alat musiknya
sendiri dulu, kedengarannya sudah mulai berirama dan enak didengar. Hanya
tinggal latihan lagi, ikuti melodi dan perhalus ketukannya.”
“Ayah yakin kamu pasti
bisa,” lanjut ayah sambil memberi semangat dengan jempolnya.
Mendapat semangat dari
ayah, Raka tersenyum dan minta izin untuk berlatih kembali.
Awalnya ibu merasa
keberatan karena ayah harus istirahat tapi melihat semangat Raka, akhirnya ibu
mengganggukan kepala. Dan kembali terdengar suara, “Trak….trak…trak…tungtung….”
Trak….trak…trak…tungtung….”
Hari yang dinantikan
Raka pun tiba. Ia tampak sangat senang dan bersemangat. Dengan ceria ia
menceritakan pada ayah ibunya bagaimana penampilannya di sekolah tadi. Alat
musik bambu yang sederhana namun membawa keceriaan bagi Raka. Apalagi semua guru
dan teman-teman di sekolah ternyata sangat menyukai alat musik yang dimainkan
Raka. Ayo siapa yang bisa menebak, apakah nama alat musik dari bambu yang
dimainkan Raka dengan ceria?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar